Eksperimen Letusan Mini Penuh Warna
SIGAP Tanamkan Ilmu diiringi Keberanian
3 menit baca
•
27 Juni 2025

Dari gemuruh sirine hingga tawa riang
Sirine bukan ancaman, tapi awal keberanian
Gunung meletus dalam botol kecil, warna-warni ilmu tumpah dalam riuh tawa
Di tengah keberanian, tumbuh kehangatan
Dengan tawa murni, senyuman hangat, dan semangat yang tak kunjung usai
Tentang Kegiatan
Pada tanggal 24 Mei 2025, Skill Up bersama Skhole menyelenggarakan program Siaga Anak Pintar (SIGAP) di Masjid Jihadul Wasilah, Cicaheum. Program ini hadir untuk menumbuhkan kesadaran sejak dini mengenai pentingnya mitigasi bencana alam bagi anak-anak SD di lingkungan sekitar. Dengan suasana yang ceria dan penuh kehangatan, anak-anak mengikuti rangkaian kegiatan edukatif mulai dari pemaparan materi, simulasi gempa bumi, hingga eksperimen letusan gunung berapi. Melalui pendekatan yang interaktif dan menyenangkan, program ini tak hanya memberikan pengetahuan dasar tentang bencana, tetapi juga membangun keberanian dan keterampilan agar anak-anak siap menghadapi situasi darurat.
Puncak dari kegiatan ini adalah saat anak-anak antusias menjalankan simulasi dan eksperimen yang dipenuhi dengan warna, tawa, dan keceriaan. Tawa riang, rasa ingin tahu, dan semangat menjadi energi bagi para mentor untuk terus berbagi ilmu dan pengalaman. Berbagai respon positif mengalir dari anak-anak dan para pihak terkait, memperkuat harapan bahwa SIGAP dapat memberikan dampak berkelanjutan dalam membentuk generasi muda yang tangguh, peduli, dan siap menjaga diri serta lingkungan dari ancaman bencana.
Interaksi Awal
Kegiatan SIGAP dimulai dengan anak-anak yang satu per satu mulai berkumpul di Masjid Jihadul Wasilah, Cicaheum, sejak pukul 9 pagi. Sembari menunggu, anak-anak mengobrol satu sama lain dengan penuh tawa dan antusiasme yang tinggi. Tak lama setelah anak-anak berkumpul, MC memulai pembicaraan dengan santai—membuat suasana dengan para peserta menjadi lebih ‘cair’. SIGAP memang dirancang menjadi ruang interaksi dan sarana edukasi yang menyenangkan sekaligus informatif bagi anak-anak.
Rangkaian Kegiatan
Kegiatan utama terdiri dari dua sesi, yaitu diskusi interaktif bertema bencana alam dan eksperimen mini simulasi gunung meletus. Sebelum acara dimulai, anak-anak dibagi menjadi 3 kelompok yang mana tiap kelompok didampingi dengan 3 orang mentor. Para mentor kemudian mengajak mereka membentuk lingkaran kecil untuk memulai sesi pertama. Pada sesi pertama, yaitu mentoring, dimulai dengan pendekatan dari para mentor dengan perkenalan. Setelah itu, sesi pertama dilakukan dengan adanya diskusi bersama anak-anak menggunakan media poster yang telah disiapkan. Poster berisi mengenai bencana alam yang dapat terjadi di kehidupan saat ini, seperti gempa dan gunung meletus.
Pada diskusi tersebut, anak-anak terlihat aktif dan antusias bahkan mereka memilih topik bencana yang ingin dibahas terlebih dahulu. Tak hanya itu, anak-anak juga ikut mengeluarkan pendapat mengenai bencana alam yang dijelaskan oleh mentor. Tak hanya membahas mengenai bencana alam, para mentor pun melakukan ice breaking agar suasana tak terasa membosankan. Terlihatnya antusiasme dari anak-anak menunjukkan bahwa suasana belajar yang santai mampu membuka ruang eksplorasi pikiran anak-anak dengan lebih bebas.
Setelah sesi diskusi, anak-anak diarahkan untuk mengikuti simulasi gempa sederhana. Simulasi gempa dimulai dengan adanya arahan dari para mentor agar semua anak berkumpul kemudian simulasi ditandai dengan adanya suara sirine dari toa. Para mentor memberikan arahan untuk evakuasi ke tempat yang aman hingga gempa berhenti dan situasi sudah aman. Sesi ini dilakukan sebagai implementasi dari adanya tindak penanggulangan bencana pada sesi pertama sehingga anak-anak mengerti apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana alam yang tidak diinginkan seperti gempa.
Selain adanya penjelasan mengenai bencana alam, anak-anak diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen sains, yaitu ‘gunung meletus’. Eksperimen ini menggunakan bahan-bahan yang dapat dengan mudah ditemukan di rumah, seperti sabun, baking soda, pewarna merah, dan cuka. Di awal sesi, mentor terlebih dahulu memberikan contoh bagaimana bahan-bahan ini dapat menciptakan efek ‘gunung meletus’. Setelah para mentor memberikan contoh, anak-anak diberikan kesempatan untuk bereksperimen secara mandiri.
“Awalnya pas cobain sendiri tanpa instruksi kakak-kakak, aku takut banget gagal, tapi senang banget rasanya waktu ternyata berhasil,” ucap July, salah satu peserta. Ungkapan ini menjadi bukti bahwa eksperimen tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mampu membangun rasa percaya diri anak-anak. Kegiatan ini berhasil menghadirkan suasana belajar yang interaktif dan menghibur tanpa kehilangan nilai edukatif yang ingin disampaikan.
Kebersamaan yang Dirasakan
Kegiatan diakhiri dengan sesi dokumentasi dan menikmati momen kebersamaan dengan santai. Suasana berlangsung hangat dan menyenangkan. Anak-anak menunjukkan antusiasme yang tinggi, bahkan beberapa anak penasaran dan mencoba kamera dokumentasi yang digunakan panitia. “Seru banget, suka sama kegiatan yang kayak gini apalagi ada eksperimennya. Tapi jujur agak bosen pas materi, lebih suka matematika gitu karena suka matematika,” kata Puja dengan ceria. Keakraban yang tercipta membuat anak-anak enggan beranjak. Usai acara resmi, mereka tetap asyik mengobrol dan bermain satu sama lain.
Selain itu, saat mengantar pulang anak-anak, para mentor dan panitia mendapat kesempatan untuk berbincang langsung dengan mereka. Anak-anak menyampaikan keinginan agar kegiatan serupa bisa diadakan lagi dengan variasi topik yang lebih banyak. “Seru, mau lagi kalo ada kegiatan kayak gini,” ujar Citra penuh semangat.
Lesson Learned
Kegiatan SIGAP meninggalkan banyak pelajaran berharga bagi semua yang ikut serta. Jalannya acara berjalan lancar berkat komunikasi yang baik dan koordinasi yang cukup cepat meskipun waktu persiapan relatif singkat. Semua berjalan dengan natural tanpa adanya tekanan, menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anak-anak.
“Semoga apa yang kita sampaikan bisa menjadi manfaat buat mereka dan berkesan untuk mereka,” ujar Fadel, penanggung jawab kegiatan, dengan penuh harapan. Ucapan ini menjadi pengingat bahwa setiap usaha kecil memiliki arti besar jika dilakukan bersama dengan niat yang tulus.
Dari pengalaman ini, kita belajar bahwa menciptakan suasana yang nyaman dan penuh kebersamaan adalah hal penting untuk mendukung semangat belajar anak. Mereka tidak hanya memperoleh ilmu baru, tetapi juga menikmati setiap proses yang dijalani. Semoga keceriaan dan kebersamaan yang telah terjalin hari ini dapat terus berlanjut pada kegiatan-kegiatan mendatang, sekaligus memicu semangat kita semua untuk terus berkontribusi dalam mendukung pendidikan sebagai investasi masa depan bangsa.
